Perkembangan teknologi di Indonesia tidak seburuk persepsi kebanyakan
masyarakat umum. Faktanya, Indonesia tidak mau tertinggal. Banyak karya yang
telah terbukti kualitasnya dan tidak kalah dengan produk luar negeri. Bahkan
tidak sedikit produk buatan negeri yang digunakan di negara lain.
Dalam sektor pertahanan negara, telah banyak produk dalam negeri yang
mumpuni, misalnya senjata, kapal, helikopter, dan lain sebagainya. Menggunakan
teknologi canggih agar keamanan negara benar-benar terwujud.
Beberapa waktu belakangan, kasus helikopter yang terjatuh marak
diberitakan. Sudah seperti berita biasa. Padahal, hal tersebut jelas perlu
diperhatikan karena bisa mengancam dengan pertahanan negara. Helikopter-helikopter
yang telah memakan banyak korban tersebut merupakan produk asing. Lantas,
apakah sebaiknya helikopter tidak usah digunakan? Tentu saja tidak begitu,
karena helikopter sangat diperlukan.
Tahukah Anda bahwa helikopter buatan negeri telah digunakan oleh 32
kepala negara di dunia? Adalah EC-725 dengan desain anti peluru di bagian
samping dan bawah helikopter. Helikopter ini dibandrol dengan harga yang
terjangkau dibandingkan dengan helikopter produksi luar negeri. Tidak heran
kalau helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) ini diminati oleh banyak
negara. Bahkan dipercaya sebagai transportasi udara untuk orang nomor satu di
negara-negara di dunia.
“Helikopter EC-725 sudah digunakan sedikitnya 32
kepala negara di seluruh dunia. Di setiap unit helikopter EC-725 PTDI terlibat
dalam pembuatan fuselage (badan) dan tail boom (buntut). Jadi sudah cukup
pembuktian," kata Staf Humas PT
DI, Kerry Apriawan (Republika.co.id, 1 Desember 2015).
Helikopter EC-725 ini merupakan pengembangan helikopter
Super Puma yang selama ini digunakan presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia. Helikopter ini telah diproduksi
sejak 2008. Modifikasi bisa dilakukan bergantung kebutuhan.
Pertahanan negara tentu bukanlah hal yang remeh. Harus
benar-benar dijaga supaya kestabilitasan nasional benar-benar tercipta. Kalau
selama ini masih banyak produk impor yang digunakan bukanlah masalah, selama
untuk kebaikan negara. Namun, jika memang ada produk dalam negeri yang tidak
kalah saing dan telah terbukti berkualitas unggul, mengapa harus memilih produk
asing? Lebih-lebih jika harganya bisa menghemat pengeluaran negara.
Perkembangan teknologi di Indonesia tidak seburuk persepsi kebanyakan
masyarakat umum. Faktanya, Indonesia tidak mau tertinggal. Banyak karya yang
telah terbukti kualitasnya dan tidak kalah dengan produk luar negeri. Bahkan
tidak sedikit produk buatan negeri yang digunakan di negara lain.
Dalam sektor pertahanan negara, telah banyak produk dalam negeri yang
mumpuni, misalnya senjata, kapal, helikopter, dan lain sebagainya. Menggunakan
teknologi canggih agar keamanan negara benar-benar terwujud.
Beberapa waktu belakangan, kasus helikopter yang terjatuh marak
diberitakan. Sudah seperti berita biasa. Padahal, hal tersebut jelas perlu
diperhatikan karena bisa mengancam dengan pertahanan negara.
Helikopter-helikopter yang telah memakan banyak korban tersebut merupakan
produk asing. Lantas, apakah sebaiknya helikopter tidak usah digunakan? Tentu
saja tidak begitu, karena helikopter sangat diperlukan.
Tahukah Anda bahwa helikopter buatan negeri telah digunakan oleh 32
kepala negara di dunia? Adalah EC-725 dengan desain antipeluru di bagian
samping dan bawah helikopter. Helikopter ini dibandrol dengan harga yang
terjangkau dibandingkan dengan helikopter produksi luar negeri. Tidak heran
kalau helikopter produksi PT Dirgantara Indonesia (DI) ini diminati oleh banyak
negara. Bahkan dipercaya sebagai transportasi udara untuk orang nomor satu di
negara-negara di dunia.
“Helikopter EC-725 sudah digunakan sedikitnya 32
kepala negara di seluruh dunia. Di setiap unit helikopter EC-725 PTDI terlibat
dalam pembuatan fuselage (badan) dan tail boom (buntut). Jadi sudah cukup
pembuktian," kata Staf Humas PT
DI, Kerry Apriawan (Republika.co.id, 1 Desember 2015).
Helikopter EC-725 ini merupakan pengembangan helikopter
Super Puma yang selama ini digunakan presiden dan wakil presiden Republik
Indonesia. Helikopter ini telah diproduksi
sejak 2008. Modifikasi bisa dilakukan bergantung kebutuhan.
Pertahanan negara tentu bukanlah hal yang remeh. Harus
benar-benar dijaga supaya kestabilitasan nasional benar-benar tercipta. Kalau
selama ini masih banyak produk impor yang digunakan bukanlah masalah, selama
untuk kebaikan negara. Namun, jika memang ada produk dalam negeri yang tidak
kalah saing dan telah terbukti berkualitas unggul, mengapa harus memilih produk
asing? Lebih-lebih jika harganya bisa menghemat pengeluaran negara.
Keuntungan kita memiliki suatu armada baik dari darat, laut, udara adalah untuk melindungi suatu negara kita yaitu NKRI yang bisa saja mengancam wilayah kita baik dari negara tetangga maupun dari teroris yang mengancam di dalam. Tetap semangat dan fokus pemenrintah untuk memberikan dana di perbatasan agar negara kita tidak lagi di ambil atau di hina dengan semena-menanya. Jika suatu negara sudah tunduk oleh teroris maupun tunduk dengan negara lain tidak dipungkiri pemimpin itu lemah, oleh karena itu kita tidak boleh goyah dan pastinya "KALAH" dengan mereka tetap maju dan pantang mundur untuk siap melindungi tanah air ini.
Baca juga : Gowes untuk Hidup Lebih Baik
Keuntungan kita memiliki suatu armada baik dari darat, laut, udara adalah untuk melindungi suatu negara kita yaitu NKRI yang bisa saja mengancam wilayah kita baik dari negara tetangga maupun dari teroris yang mengancam di dalam. Tetap semangat dan fokus pemenrintah untuk memberikan dana di perbatasan agar negara kita tidak lagi di ambil atau di hina dengan semena-menanya. Jika suatu negara sudah tunduk oleh teroris maupun tunduk dengan negara lain tidak dipungkiri pemimpin itu lemah, oleh karena itu kita tidak boleh goyah dan pastinya "KALAH" dengan mereka tetap maju dan pantang mundur untuk siap melindungi tanah air ini.
Baca juga : Gowes untuk Hidup Lebih Baik
0 Response to "EC-725: Helikopter Unggul Buatan Indonesia"
Post a Comment
Terima kasih jika sudah mengomentari artikel saya karena saya juga manusia yang biasa tidak luput dari kesalahan.